News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Upaya Nyata Prabumulih Komitmen Perangi Covid- 19, Ridho Yahya : Sebagai Nahkoda Saya Bangun Optimisme Bagi Masyarakat

Upaya Nyata Prabumulih Komitmen Perangi Covid- 19, Ridho Yahya : Sebagai Nahkoda Saya Bangun Optimisme Bagi Masyarakat

PRABUMULIH, SRINE-- Pemerintah Kota Prabumulih berkomitmen penuh dan tidak main-main dalam perangi covid-19 yang tengah mewabah di hampir seluruh dunia. Aksi nyata dibawah komando Ir H Ridho Yahya dalam bentuk Penyemprotan cairan disinfektan, bagi masker ke warga dan jaringan pengaman sosial seperti bantuan sembakopun telah dilakukan.

Namun beberapa hari terakhir ini tersiar kabar yang menyebutkan bahwa ada sekitar 400 warga Prabumulih yang menyandang status Orang Tanpa Gejala (OTG) yang bebas berkeliaran sehingga membuat masyarakat resah.


Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Prabumulih pun menggelar Konfrensi Pers yang dihadiri langsung Ketua Gugus Tugas sekaligus Walikota Pra bumulih, H Ridho Yahya, Asisten II Yusuf Arni, Juru bicara bidang kesehatan ( Kadinkes ), dr Happy Tedjo, Direktur Rsud Prabumulih , dr Hesty, Kadin Kominfo M Ali  , Kepala Bappeda Abu Sohib  Kadin Pertanian Syamsurijal beserta kepala OPD lainnya.

Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Kota Prabumulih Bidang Kesehatan, dr Happy Tedjo menjelaskan bahwa Orang Dalam Pemantauan ( ODP) merupakan orang yang mempunyai riwayat demam ( suhu diatas 38 C atau gangguan sistem pernapasan seperti pilek, batuk dan sakit tenggorokan dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang menyakinkan dan 14 hari hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal .

" Atau orang yang mengalami gangguan sistem pernapasan seperti batuk, pilek pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala mempunyai riwayat kontak dengan  pasien kasus terkonfirmasi covid-19," ujarnya.

Untuk OTG atau orang tanpa gejala lanjut Tedjo, seseorang yang tidak bergejala namun berisiko tertular dari orang konfirmasi covid-19, atau kata dia orang yang kontak erat dengan orang terkonfirmasi covid -19.


Masih menurut Tedjo,  Kontak erat yang dimaksud bisa kontak fisik, mengunjungi pasien terkonfirmasi covid-19, dalam satu ruangan dan dalam satu kendaraan yang jaraknya 1 meter, itu semua dua hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

" Datang dari Zona merah pun bisa OTG, dari 427 OTG yang kontak di rumah sakit dan para pejabat pemkot yang kontak dengan Almarhum dr Efrizal masa 14 hari sudah dilalui, yang kontak dengan ibu Wawako masa 14 hari sudah dilalui, tinggal lagi yang dalam pengawasan kontak sama ibu panti. Namun tidak semua diisolasi, tinggal 183 yang kontak erat,"  urainya dihadapan para awak media.

Senada, Walikota Prabumulih H Ridho Yahya menyebutkan bahwa saat ini pihaknya hanya bisa melakukan rapid tes terhadap warga meskipun tingkat akurasinya masih dinilai rendah di bandingkan tes PCR.

" Untuk PCR kita belum bisa , jika negatif rapid tes belum tentu negatif swab. Makanya saya minta 2 kali rapuh tes,masyarakat yang mau dites hubungi 119, gratis," ujarnya.


Dikatakan nya,  tidak ada ratusan OTG yang bebas berkeliaran, namun kontak erat dengan pasien positif . Semua dalam isolasi, ada yang mandiri. Tim medis yang  pakai APD pun trus di periksa dan tinggal di kamar VVIP Hotel Grand Nikita," lanjutnya.

Ridho juga menegaskan bahwa pihak selalu memberikan perlindungan terhadap masyarakat dan tenaga medis dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan dalam menangani pasien terkonfirmasi covid-19. Namun  alasan kemanusiaan di kedepankan sehingga terkadang baik ODP, ODP maupun Terkonfirmasi positif covid-19 tidak bisa disebutkan namanya.

" Masyarkat kita belum dewasa dalam menyikapi pasien positif, takutnya dikucilkan. Sebagai nahkoda saya tegaskan tidak akan membiarkan warga sendirian menghadapi kondisi ini. Saya paling depan .Untuk itu saya membangun Optimisme di tengah masyarakat. Biar masyarakat tentram," ucap Ridho.

Selama 14 hari petugas terus melakukan observasi terhadap OTG baik melalui Hp maupun datang langsung kerumah.


" Kabar gembira perkembangan kasus terkonfirmasi di Prabumulih mempunyai kemajuan yang membanggakan.Dari 12 terkonfirmasi positif, 1 meninggal dunia yakni pasien 02, sedangkan istri dan dua anaknya sudah pulang setelah dinyatakan sembuh, Sembuh 4 orang dan 7 masih dalam perawatan. Untuk 17 PDP Alhamdulillah juga 9 selesai dan 8 masih dalam pengawasan" sambung Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Prabumulih, H Ridho Yahya saat Konfrensi Pers , Senin (04/5/2020) di Media Center ruang rapat lantai 1 Pemkot Prabumulih.

Terkait bantuan sembako, Ridho menuturkan bahwa awalnya pemkot Prabumulih menyiapkan 16 ribu paket sembako bagi masyarakat kurang mampu, namun covid-19 menurutnya telah menyebabkan perekonomian anjlok sehingga lahirlah masyarakat miskin baru.

"  16 ribu paket sembako masih kurang, akhirnya setelah 3 kali data susulan masyarakat yang menerima sembako hampir mencapai 36 ribu KK, dengan sembako ini kita berharap masyarakat jika tidak mendesak jangan keluar rumah," harapnya.


Sebelumnya di tempat yang sama,  agar dana yang di gelontorkan untuk percepatan penanganan covid-19 berjalan baik dan menyasar orang yang tepat, Senin pagi (4/5), Pemkot Prabumulih menggelar Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kota Prabumulih, Kejaksaan Negeri Prabumulih, dan Polres Prabumulih tentang Pendampingan dan Pengawalan Akuntabilitas Penggunaan Dana Pencegahan dan Penanggulangan ( COVID-19) di Kota Prabumulih,  di Ruang Rapat Lt. I Pemerintah Kota Prabumulih.

" Selama ini hanya di awasi Inspektorat, sekarang Alhamdulillah sudah ada pihak Kepolisian dan Kejaksaan yang ikut mengawasi agar tepat penggunaan dan tepat sasaran. Hukumannya amat berat,jadi kita tidak akan main-main. Makanya kita juga belanja di tempat yang kredibel dan bisa di pertanggungjawabkan, Beras di Dolog dan Mie di Indo Food," tegas Ridho.
.
Selain itu, beberapa waktu yang lalu  Pemkot Prabumulih telah melayangkan surat ke Menteri Kesehatan melalui Gubernur Sumsel untuk penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).  Namun kemungkinan untuk terwujud dinilai amatlah kecil lantaran Kota Prabumulih belum bisa memenuhi beberapa persyaratan.

Asisten II Kota Prabumulih ,H Yusuf Arni mengaku bahwa peluang untuk PSBB dikabulkan amatlah kecil.

" Prabumulih belum ada laboratorium sendiri, Dokter khusus paru belum ada, tenang medis belum memadahi, Prabumulih dilewati 7 Kabupaten/Kota yang bersinggungan dan yang paling penting dananya ada tidak. Sekarang kemungkinan tinggal 50-50 ," kata Yusuf.

Usai Konfrensi Pers, Walikota Prabumulih ,H Ridho Yahya didampingi Sekda Prabumulih, Elman ST, Kadin PUPR H Beni Akbari dan Direktur Rsud sambangi ruang isolasi di Rsud Prabumulih yang akan digunakan ODP, PDP, dan Pasien positif covid -19 jika RSMH sudah penuh.


Di sana Ridho Yahya dan rombongan mengecek langsung  ruang perawatan dan fasilitas apa saja yang disiapkan bagi pasien yang diisolasi.

Direktur RSUD Prabumulih, dr Hesty mengatakan ruang yang disiapkan untuk pasien diisolasi sebanyak 9 kamar VVIP dan dilengkapi dengan CCTV dan ruang olahraga dan untuk pasien menikmati sinar mentari pagi.

" Masing-masing kamar hanya untuk satu pasien. Ada juga ruang khusus dokter, saat ini kita sedangkan menyiapkan alat penyaring udara, sehingga udara yang keluar sudah bebas dari bakteri. Saat ini kita menangani dua pasien yang diisolasi  yang dirawat dengan standar pengobatan covid-19. Kita doakan semoga lekas sembuh," harapnya.

Sementara itu, Ridho Yahya berharap agar masyarakat yang isolasi mandiri bersedia dirawat di ruang  isolasi VVIP Rsud Prabumulih.

" Daripada dirumah, disini kamar bagus, tempat nya luas, makan ditanggung dan nyaman. Bisa olahraga dan gratis lagi," tandasnya.(AD)

Tags

Minat Bergabung

Kirimkan CV anda ke redaksi Posmetro dibawah ini atau ke klikosmetro@gmail.com.

Posting Komentar